Misalnya asupan makanan/minuman apa yang baik bagi tubuh mereka dan
asupan makanan/minuman apa yang berbahaya bagi tubuh mereka. Ini akan
mempertajam kesadarannya akan tubuhnya sendiri yang harus ia rawat
dengan baik bagian luar dan dalamnya. Pengetahuan mengenal fungsi dan
kekuatan/kelemahan tubuhnya sendiri, harus diberitahu.
Perilaku
hidup sehat akan paling manjur hasilnya bila diajarkan sedari anak kita
masih kecil, sedini mungkin. Karena apa saja yang ia pelajari sewaktu
kecil akan melekat selamanya di memori otaknya. Menanamkan kesadaran
hidup sehat dengan berolah raga secara rutin (yang tentunya harus juga
diterapkan oleh kedua orang tua mereka), menjadi kelanjutan dari langkah
sebelumnya tadi.
Orang tua seyogianya menjadi role-model bagi
anak-anak mereka, harus memberikan contoh yang baik bila ingin anaknya
berperilaku baik. Sering kali kita sebagai orang tua lupa bahwa anak
kita belajar dari tingkah laku dan perilaku kita yang mereka lihat dan
perhatikan setiap harinya dari bayi sampai remaja. Anak-anak kita
belajar, meniru, dari orang yang sehariannya berada paling dekat dengan
mereka. Maka seharusnya kita tidak merokok atau minum minuman beralkohol
bila kita tidak mau anak-anak kita meniru kita atau bahkan mencoba-coba
dan menyalahgunakan narkoba.
2. Pemahaman akan adanya racun di sekeliling kita
Memberikan pemahaman sedini mungkin akan adanya racun di alam
sekeliling kita, akan sangat bermanfaat dan dapat menyelamatkan
anak-anak kita dari penggunaan zat-zat berbahaya. Penerangan bahwa ada
racun pada tumbuh-tumbuhan seperti jamur dan tumbuhan lainnya yang
beracun, racun pada gigitan ular, sengatan ubur-ubur, dan binatang
lainnya yang berbisa, juga racun yang secara sengaja maupun tak sengaja
diproduksi oleh manusia, seperti polusi asap dari knalpot mobil, asap
dan limbah beracun dari pabrik-pabrik, asap rokok, dlsb.
Mendidik
meraka untuk sadar (aware) bahwa zat-zat yang sangat berbahaya bagi
tubuh kita (bagi kelangsungan hidup kita) ada di sekitar kita dan setiap
zat yang membahayakan kesehatan kita harus dijahui (avoid) atau
terkadang dimusnahkan. Jadi bila suatu saat ia akan berhadapan dengan
narkoba (biasanya ditawarkan oleh lingkungan teman-teman terdekatnya),
maka kita harapkan ia akan menolak untuk mengkonsumsi narkoba, zat yang
asing yang dapat membahayakan kesehatan dan hidupnya. Maka dari itu
informasi mengenai racun di sekeliling kita, juga narkoba, harus
diberikan kepada mereka sedetail dan sejelas mungkin.
3. Memberikan informasi yang akurat dan jelas
Memberikan informasi yang akurat dan jelas mengenai bahaya dari setiap
jenis narkoba merupakan kewajiban bila kita ingin
membentengi/menyelematkan anak-anak kita (atau pun orang lainnya) dari
bahaya narkoba. Tanpa informasi yang akurat dan jelas, seorang anak
belum tentu menyadari narkoba yang ditawari temannya itu berbahaya bagi
kehidupannya. Tetapi bila ia mendapat informasi yang akurat dan jelas
mengenai bahaya narkoba, pasti ia akan menolaknya. Seharusnya pemberian
informasi yang akurat dan jelas harus juga diberikan oleh
sekolah-sekolah sebagai salah satu sub-kurikulum yang wajib diikuti oleh
setiap anak. Informasi mengenai jenis-jenis narkoba. Dampak bila
menggunakannya, dampaknya bagi organ-organ tubuh kita serta dampak dari
segi hukumnya bila tertangkap memiliki, menggunakan atau mengedarkan
narkoba; Penyakit yang dapat diderita sebagai akibat pemakaian narkoba
(infeksi klep kanan jantung, kerusakan hati atau cirrhosis, HIV/AIDS,
dan lainnya)
Hampir dapat dipastikan bila seorang sudah mendapatkan
informasi mengenai narkoba yang akurat dan jelas, daya tarik narkoba
yang seindah apapun akan lansung amblas, sirna, dibandingkan dengan
dashatnya dampak kerusakan yang akan diakibatkan oleh zat-zat narkoba
itu kepada penggunannya.
4. Bekerjasama dengan tempat pendidikan (sekolah atau universitas)
Bekerjasama dengan sekolah ataupun universitas di mana anak-anak kita
menuntut ilmu, untuk merancang program pemantauan, pencegahan, dan juga
program penanggulangan narkoba secara holistic yang spesifik dengan
pusat-pusat pendidikan tersebut (yang sebetulnya hanya berbeda sedikit
saja dari satu sekolah ke sekolah yang lainnya)
Kerjasama yang
terkoordinir dengan baik yang melibatkan setiap sendi dalam kehidupan di
sekolah ataupun kampus seperti: Dosen, guru-guru, guru BK (bimbingan
konseling), Osis, Satpam/security, penjaga kantin, dan karyawan lainnya
di lingkungan sekolah/kampus (yang sering mendapatkan para
siswa/mahasiswanya memakai narkoba di WC/toilet), dan yang lainnya.
5. Tanggap lingkungan
Orang tua selalu tanggap lingkunga di rumah mereka sendri, di mana
anak-anak mereka tumbuh. Orang tua harus selalu sadar akan
perubahan-perubahan kecil dari perilaku sang anak. Perubahan-perubahan
masa puber dan peralihan anak menjadi remaja, remaja menjadi dewasa,
tidak sama dengan perubahan perilaku seorang anak yang mulai ter ekspos
pada narkoba, atau yang sudah kecanduan narkoba.
6. Bekerjasama dengan lingkungan rumah
Kita sebaiknya bekerjasama dengan lingkungan rumah kita seperti dengan
ketua RT, RW, dsb. Terutama dengan tetangga yang mempunyai anak seusia
atau yang lebih tua dari anak kita. Menjalin hubungan yang baik dengan
para tetangga selalu mendatangkan kenyamanan dan keamanan bagi kita.
Kita bisa membuat sistem pemantauan keamanan bersama tetangga lainnya
yang juga melibatkan ketua RT untuk memantau keamanan umum dan memantau
bila ada anak-anak di RT kita yang disinyalir menggunkan narkoba. Bila
sistem yang dibangun bersama para tetangga itu kuat, dijamin
gejala-gejala penyalahgunaan narkoba di pemukiman kita akan terdeteksi
dan dapat tertanggulangi dengan cepat dan baik
7. Hubungan interpersonal yang baik
Hubungan interpersonal yang baik dengan pasangan dan juga dengan
anak-anak kita, akan memungkinkan kita melihat gejala-gejala awal
pemakaian narkoba pada anak-anak kita. Kedekatan hubungan batin dengan
orang tua akan membuat anak merasa nyaman dan aman, menjadi benteng bagi
keselamatan mereka dalam mengarungi kehidupan mereka nanti.
Bila
orang tua sering ribut, cekcok, maka itu bisa memengaruhi sang anak
secara psikologis. Kegalauan ini bisa memancingnya untuk mencoba narkoba
dengan berbagai macam alasan yang dicarinya sendiri. Misalnya supaya
diperhatikan, sikap masa bodoh terhadap hidupnya, untuk mengatasi
kemarahan, ketidaksenagan, atau kesedihan yang timbul dari melihat orang
tua mereka yang selalu bertengkar.
Ketujuh langkah itu
sangat ampuh melindungi anak-anak kita dari godaan untuk mencoba zat-zat
narkoba, asalkan ke tujuh langkah pertama itu dijalankan dengan penuh
komitmen, sungguh-sungguh, dan dengan sebaik-baiknya.
7 langkah mencaga narkoba
21.54 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar